Apakah Kendaraan Listrik atau Bensin Lebih Membuat Polusi?
Pertanyaan seputar dampak lingkungan yang sebenarnya dari produksi mobil listrik sering kali menimbulkan perdebatan kompleks. Namun, sebuah video berhasil merangkum topik ini dengan baik. Meskipun tidak memberikan jawaban akhir yang pasti, video tersebut membantu kita memahami gambaran besar dari masalah ini. Dalam debat ini, yang seringkali tidak terlihat adalah proses ekstraksi bahan bakar fosil dari dalam bumi dan penggunaan energi fosil dalam industri otomotif.
Studi yang dilakukan oleh Swedish Environmental Research Institute pada tahun 2019 menunjukkan bahwa produksi baterai lithium-ion rata-rata memiliki emisi antara 61-106 kilogram karbon dioksida setara per kilowatt-jam kapasitas baterai yang diproduksi. Emisi yang tinggi tergantung pada metode produksi dan jenis listrik yang digunakan dalam proses pengolahan baterai. Namun, angka emisi saat ini lebih rendah daripada pada tahun 2017, yaitu 150-200 kilogram karbon dioksida setara per kWh kapasitas baterai.
Kota New York bergabung dengan California dengan rencana pelarangan kendaraan non-elektrik setelah tahun 2035. Meskipun proses penambangan untuk baterai mobil listrik bisa menghasilkan emisi CO2 yang tinggi, sebuah mobil listrik hanya membutuhkan kurang dari dua tahun untuk mengimbangi emisi dari proses penambangan tersebut. Sebuah mobil listrik juga menghasilkan emisi yang lebih sedikit daripada mobil berbahan bakar dalam satu tahun, dan dengan sumber listrik terbarukan, emisi mobil listrik semakin rendah.
Produksi bensin untuk mobil berbahan bakar juga menyebabkan banyak emisi di setiap tahapnya, mulai dari produksi hingga pengiriman. Sebaliknya, listrik yang bersumber dari tenaga terbarukan tidak menyebabkan polusi dan emisi gas rumah kaca ketika digunakan dengan bijak. Seiring dengan peningkatan penggunaan energi terbarukan, kendaraan listrik semakin menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Proses penambangan untuk bahan baku baterai mobil bisa menjadi proses yang kotor, namun dengan pemakaian listrik terbarukan, kita bisa mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca. Listrik yang berasal dari sumber terbarukan tidak hanya lebih ramah lingkungan, namun juga tidak mencemari laut atau menyebabkan bencana alam. Dengan sumber listrik yang bersumber dari energi terbarukan, mobil listrik menjadi pilihan yang lebih d…
Ringkasan
Banyak orang percaya mitos bahwa proses penambangan logam untuk ribuan mobil listrik baru bisa merusak lingkungan lebih daripada memberikan manfaat. Debat seputar dampak lingkungan yang sebenarnya dari produksi mobil listrik memang kompleks, tetapi video ini berhasil menyimpulkannya dengan baik. Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?
Video ini memberikan pandangan yang sederhana namun komprehensif tentang asal-usul energi kita dan apa yang diperlukan untuk membawanya ke pompa bensin atau pengisi daya mobil listrik lokal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institut Penelitian Lingkungan Swedia pada tahun 2019, produksi baterai lithium-ion rata-rata mengeluarkan antara 61-106 kilogram karbon dioksida setara per kapasitas baterai kilowatt-jam yang diproduksi. Apakah Anda menganggap hal ini sebagai langkah positif menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan? Silakan berikan pendapat Anda di kolom komentar.
Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif