Bos Stellantis mengkritik keras kebijakan mobil listrik di UK yang ‘mengerikan’: mengapa?

Kebijakan Mobil Listrik Britania Raya “Mengerikan” dan Berpotensi Menyebabkan Kebangkrutan Produsen Mobil

Kritik Pedas dari Pimpinan Stellantis
Carlos Tavares, kepala pemilik Vauxhall Stellantis, mengkritik keras kebijakan mobil listrik di Britania Raya sebagai “mengerikan” dan berpotensi membuat produsen mobil bangkrut. Menurutnya, aturan kuota yang mengharuskan produsen untuk mencapai target penjualan EV yang meningkat setiap tahun, jauh melampaui permintaan pasar alami dan dapat membuat produsen harus menjual mobil dengan harga rugi untuk menghindari denda. Tavares meminta Menteri Transportasi Britania Raya untuk membuat aturan tersebut lebih mudah dicapai dengan memperbolehkan penjualan van listrik dan ekspor EV dihitung ke dalam target.

Tingkat Penjualan EV di Britania Raya
Saat ini, penjualan mobil listrik di Britania Raya mencapai 15,5 persen dari total penjualan mobil pada tiga bulan pertama tahun ini. Sementara untuk van listrik, target penjualan tahun ini adalah 10 persen. Meskipun Stellantis telah berhasil mencapai 13 persen penjualan mobil listrik di UK, van listrik hanya menyumbang 8,6 persen dari total penjualan. Tavares menyatakan kebijakan saat ini sangat merugikan bagi industri mobil di UK dan mengakibatkan hilangnya profitabilitas perusahaan.

Negosiasi Kebijakan Mobil Listrik
Sebelum aturan tersebut diterapkan, industri mobil telah diberi kesempatan untuk memberikan masukan selama lebih dari 12 bulan. Beberapa perusahaan mobil bahkan berhasil memperoleh konsesi penting, seperti penggunaan penurunan emisi CO₂ secara keseluruhan untuk mengimbangi penjualan EV yang rendah. Toyota dan Ford, yang memiliki operasi besar di UK, sangat diuntungkan dari konsesi tersebut.

Saran dari Tavares dan Reaksi Pemerintah
Tavares mengatakan bahwa meskipun mobil listrik memiliki keunggulan, konsumen masih terkendala dengan harga yang lebih tinggi dan kekhawatiran terkait pengisian daya. Dia juga menyarankan agar pemerintah segera mengambil keputusan untuk mengubah kebijakan tersebut, guna menghindari potensi kehancuran perusahaan mobil. Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan tanggapan terkait kritik dan saran yang disampaikan oleh Tavares.

Implikasi Kebijakan Mobil Listrik di Britania Raya
Dengan pemerintah terus mendorong penjualan mobil listrik melalui kebijakan kuota, industri mobil di Britania Raya harus segera menyesuaikan strategi mereka untuk tetap berdaya saing. Selain itu, perlu adanya diskusi lebih lanjut antara pemerintah dan produsen mobil untuk mencari solusi yang lebih memadai guna mendukung transisi ke mobil listrik di masa depan. Jika tidak, potensi kebangkrutan perusahaan mobil dan penurunan profitabilitas adalah hal yang patut dikhawatirkan.

Ringkasan



Kebijakan mobil listrik di Inggris disebut “mengerikan” dan mengancam untuk membuat pabrikan mobil bangkrut, demikian pernyataan dari kepala pemilik Vauxhall Stellantis pada hari Kamis. Carlos Tavares mengkritik skema kuota di Inggris, di mana produsen harus memenuhi target penjualan mobil listrik yang meningkat setiap tahun tanpa memperhitungkan permintaan pasar alami. Bagaimana Anda melihat dampak kebijakan mobil listrik di Inggris terhadap industri otomotif dan ekonomi secara keseluruhan?

Apakah Anda setuju dengan pendapat Carlos Tavares mengenai kebijakan mobil listrik di Inggris? Bagaimana menurut Anda pemerintah seharusnya merespons kritik yang disampaikan oleh kepala Stellantis? Mari berdiskusi lebih lanjut mengenai dampak kebijakan mobil listrik di Inggris dan apakah ada solusi yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan industri otomotif yang berkelanjutan. Silakan bagikan pendapat dan komentar Anda di bawah.

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version