Dibalik Kisah Mobil Listrik Niaga: Pengusaha Logistik Tertarik pada Konversi

Nasib Mobil Listrik Niaga Mitsubishi L100 EV hingga DFSK, Pengusaha Logistik Inginkan Konversi

ALI Usulkan Konversi Kendaraan Niaga untuk Pengiriman Barang
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengusulkan penggunaan kendaraan niaga dalam bentuk konversi daripada battery electric vehicle (BEV) untuk kebutuhan pengiriman barang. Menurut Ketua Umum ALI Mahendra Rianto, harga mobil niaga berbasis baterai atau BEV cenderung lebih mahal dibandingkan dengan versi konversi dari konvensional. ALI berharap pemerintah memberikan izin perubahan STNK untuk mobil konversi agar dapat dijalankan.

Diskusi dengan Kementerian Perhubungan untuk Izin Konversi
ALI sedang berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan agar usaha logistik dapat diizinkan untuk melakukan konversi dari diesel ke listrik. Dengan mengambil sasis dan menggantinya dengan sparepart untuk listrik, konversi mobil niaga menjadi lebih terjangkau. Perlu adanya peningkatan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk mempermudah pengisian baterai.

Insentif dan Subsidi Diperlukan untuk Konversi Mobil Niaga
ALI menilai bahwa insentif dan subsidi sangat diperlukan dalam menumbuhkan skema konversi mobil niaga. Sebagai contoh, subsidi yang diberikan pemerintah untuk sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta. ALI berharap pemerintah membuat playing field yang sama agar konversi mobil niaga dapat berkembang dengan baik.

Mobil Niaga Listrik Sudah Tersedia di Pasar Indonesia
DFS, merek asal China, telah memasarkan produk mobil niaga berbasis baterai di Indonesia dengan harga Rp350 juta. Mobil ini menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate yang dapat menempuh jarak hingga 300 km. Mitsubishi juga turut memasarkan mobil niaga listrik dengan meluncurkan produk L100 EV dengan bobot hingga 350 kg.

Statistik Penjualan Mobil Niaga Listrik
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan Gelora Blind Van secara wholesales mencapai 67 unit sepanjang 2023. Pada bulan Januari 2024, penjualannya mencapai 5 unit. Mitsubishi memperkenalkan L100 EV pada Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 dengan harga Rp320 juta selama periode Februari-April 2024.

Spesifikasi Mobil Niaga Listrik
L100 EV memiliki bentuk blind van dua kursi yang dapat membawa bobot hingga 350 kg. Penggunaan baterai Lithium Ion berkapasitas 10,2 kWh memungkinkan mobil ini menempuh jarak hingga 180 km. Dengan tenaga hingga 31 kW dan torsi maksimum 195 Nm, L100 EV merupakan pilihan yang efisien untuk armada bisnis. Pengisian baterai menggunakan charger AC memakan waktu hingga 7,5 jam, sementara menggunakan DC hanya membutuhkan 42 menit hingga 80%.

Kesimpulan
Dengan perkembangan teknologi mobil niaga listrik di Indonesia, konversi dari diesel ke listrik dapat menjadi solusi yang lebih terjangkau daripada membeli mobil niaga BEV yang harganya lebih mahal. Dukungan pemerintah dalam memberikan insentif dan izin konversi sangat diperlukan untuk mendorong industri ini berkembang. Melalui peningkatan infrastruktur dan penawaran harga spesial, mobil niaga listrik semakin menjadi pilihan yang menarik untuk berbagai kebutuhan pengiriman barang dan armada bisnis.

Pertanyaan Umum

  1. Apa yang diusulkan oleh Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) terkait kendaraan niaga?

    ALI mengusulkan adanya kendaraan niaga dalam bentuk konversi dibandingkan battery electric vehicle (BEV) untuk kebutuhan pengiriman barang.

  2. Kenapa ALI lebih merekomendasikan konversi dibandingkan dengan BEV?

    Harga mobil niaga berbasis baterai atau BEV dinilai lebih mahal dibandingkan dengan versi konversi dari konvensional, sekitar 60-70% dari harga penuh mobil niaga berbasis baterai.

  3. Apa yang diharapkan oleh ALI dari pemerintah terkait dengan izin perubahan STNK untuk mobil konversi?

    ALI berharap pemerintah memberikan izin perubahan STNK sehingga mobil konversi bisa dijalankan.

  4. Apakah ALI berharap pemerintah melakukan kajian terkait pengisian baterai kendaraan listrik?

    ALI berharap pemerintah melakukan kajian untuk memperbanyak Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sehingga memudahkan pengisian untuk baterai.

  5. Apa peran insentif dan subsidi dalam pertumbuhan skema konversi mobil niaga menurut ALI?

    ALI menyebut bahwa insentif dan subsidi diperlukan untuk menumbuhkan skema konversi mobil niaga, seperti halnya subsidi Rp7 juta yang diberikan oleh pemerintah untuk sepeda motor listrik.

Ringkasan



Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengusulkan konversi kendaraan niaga sebagai alternatif dari battery electric vehicle (BEV) untuk pengiriman barang. ALI menyoroti perbedaan harga antara konversi dengan mobil niaga berbasis baterai. Selain itu, ALI meminta pemerintah untuk memberikan izin perubahan STNK agar mobil konversi bisa dioperasikan lebih mudah.

Bagaimana pendapat Anda mengenai usulan ALI terkait konversi kendaraan niaga? Apakah menurut Anda konversi lebih ekonomis daripada menggunakan mobil niaga berbasis baterai? Jangan lupa untuk berbagi pandangan atau pengalaman Anda terkait penggunaan kendaraan listrik di sektor logistik.

Mari kita diskusikan lebih lanjut dan berikan komentar Anda di bawah! Jangan ragu untuk ikut berpartisipasi dalam upaya mendukung perkembangan kendaraan listrik dalam industri logistik di Indonesia.

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version