Inovasi Teknologi: Bagaimana AI Mengubah Cara Pengisian Kendaraan Listrik?

stk437 electric vehicle charge ev.jpg

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan data real-time kepada utilitas untuk membuat jaringan listrik dan pengisian daya kendaraan listrik (EV) menjadi lebih handal. Studi kecil oleh University of Michigan Transportation Research Institute (UMTRI) dan startup Utilidata menunjukkan bahwa AI digunakan untuk menganalisis perilaku pengisian daya EV, dengan harapan wawasan tersebut dapat meningkatkan pengalaman bagi pengemudi dan membantu utilitas dalam mempersiapkan lonjakan permintaan listrik. Ditemukan bahwa pengisian daya EV dapat menarik daya listrik secara tidak konsisten dan menurunkan kualitas daya, yang dapat merusak peralatan pengisian.

Analisis Data Real-Time untuk Meningkatkan Kualitas Pengisian Daya

Studi ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang lebih besar untuk menginvestigasi masalah yang sama. Pihak UMTRI menginstal adapter meter listrik yang dilengkapi dengan platform AI Utilidata, Karman, di enam stasiun pengisian EV di Universitas Michigan. Karman menganalisis tegangan, arus, daya, dan dinamika lainnya antara Maret dan Juni tahun lalu. Pihak peneliti juga memasang perangkat pada kendaraan dari 10 pengemudi yang sering mengunjungi kampus tersebut untuk memantau kebiasaan pengisian mereka. Meskipun proyek ini masih dalam tahap awal, peneliti berharap dapat membantu orang untuk menyiapkan tantangan yang datang dengan elektrifikasi armada kendaraan. Di Amerika Serikat, jaringan listrik yang sudah tua sudah mulai kesulitan menyesuaikan dengan peningkatan permintaan listrik dari pusat data AI, penambangan kripto, dan teknologi energi bersih. Namun, dibandingkan dengan pusat data, utilitas memiliki kesulitan yang lebih besar untuk memperkirakan kapan dan di mana EV akan terhubung ke jaringan.

Masalah Utama dalam Pengisian Daya Kendaraan Listrik

Salah satu masalah yang ditemukan para peneliti dalam studi ini adalah short-cycling, ketidak konsistenan daya yang diambil dari kendaraan yang terus-menerus berhenti dan mulai mengisi daya meskipun baterai sudah terisi penuh. Tidak hanya membuang energi secara tidak efisien, tetapi hal ini juga dapat menyebabkan overheating pada kabel dan transformer. Mereka juga menemukan bahwa pengisian daya EV menurunkan kualitas daya, ketika listrik menyimpang dari rentang tegangan dan frekuensi ideal. Izin adalah tanda khas dari kualitas daya yang rendah, yang juga dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada peralatan. “The biggest takeaway, I think, is that we confirmed that there’s a lot of behaviors from electric vehicles that are not known to anyone — not known to car owners, not known to grid operators, not known to charger OEMs,” kata vice president of product solutions Utilidata, Yingchen Zhang.

Peningkatan AI dan EV untuk Mendukung Pembaruan Jaringan Listrik

Dua peneliti ini ingin menghindari menimbulkan kepanikan yang tidak perlu terhadap dampak pengisian EV terhadap jaringan listrik, terutama karena adopsi kendaraan listrik menghadapi serangan partisan. “A lot of the fears are because people don’t know the actual EV behavior,” Zhang says. “So actually revealing this information will diminish a lot of those fears.” Perkembangan AI juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang pusat data yang semakin banyak menggunakan energi dan memberi tekanan pada jaringan. Zhang mengatakan bahwa perusahaannya juga memikirkan hal tersebut, menggunakan chip custom-design dari Nvidia untuk menggunakan energi lebih sedikit daripada chip AI generik. Penggunaan machine learning untuk menganalisis data ini pada dasarnya jauh lebih sedikit energi daripada model AI generative yang menghasilkan teks dan gambar.

Persiapan Penting dalam Menyokong Teknologi Baru

Vehicles could even help bolster the grid by acting as virtual power plants that feed power into the grid when it’s needed. Automakers are already testing this out, in part to make EVs more affordable for customers. “We need EVs. We need this transition to happen. And there are things that we have to do to prepare the grid, but we can do them,” Powell says. Itu berkaitan dengan persiapan sebagai kunci untuk memperkuat jaringan listrik terhadap teknologi baru yang mengubah cara kita tinggal, bekerja, dan bepergian. Armada baterai EV bahkan dapat membantu memperkuat jaringan dengan bertindak sebagai pembangkit listrik virtual yang memberi makan listrik ke jaringan ketika dibutuhkan. Otomakers sudah mengujinya, sebagian untuk membuat EV lebih terjangkau bagi pelanggan. “Kita membutuhkan EV. Kita membutuhkan transisi ini terjadi. Dan ada hal-hal yang harus kita lakukan untuk mempersiapkan jaringan, tapi kita bisa melakukannya,” kata Powell.

Ringkasan



Penelitian kecil oleh University of Michigan Transportation Research Institute (UMTRI) bersama startup Utilidata menunjukkan bahwa alat AI baru dapat memberikan data real-time pada utilitas untuk membuat jaringan listrik dan pengisian ulang kendaraan listrik (EV) lebih dapat diandalkan. Para peneliti memanfaatkan AI untuk menganalisis perilaku pengisian ulang EV, dengan harapan wawasan tersebut dapat meningkatkan pengalaman bagi pengemudi dan membantu utilitas mempersiapkan lonjakan permintaan listrik. Bagaimana pendapat pembaca tentang potensi penggunaan AI dalam mengoptimalkan pengisian ulang kendaraan listrik dan memperbaiki kualitas daya?

Meskipun masih dalam tahap awal, bagaimana kita bisa mempersiapkan grid listrik untuk teknologi baru yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkeliling? Apakah pembaca memiliki ide atau saran lain dalam menghadapi tantangan yang muncul seiring dengan adopsi kendaraan listrik yang semakin meningkat? Ayo berbagi pendapat dan ide Anda di kolom komentar di bawah!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version