Mengungkap Rahasia Ekonomi Pengisian Daya Mobil Listrik: Bagaimana Cara Mencari Solusinya?

**Permasalahan “Telur dan Ayam” Mobil Listrik**

Mobil listrik menghadapi masalah “telur dan ayam.” Pengemudi yang biasa membeli bensin enggan harus bergantung pada jaringan pengisian publik yang secara visual lebih sedikit, dengan kurang dari 65.000 di AS, dibandingkan dengan 145.000 pom bensin. Mereka juga tidak senang bahwa pengisi daya tercepat membutuhkan waktu yang lebih lama daripada memompa bensin, sementara peralatan “Level 2” yang lebih lambat yang paling umum tersedia bisa memakan waktu berjam-jam.

**Tantangan Finansial dalam Pengisian Kendaraan Listrik**

Beberapa pemilik pengisi daya publik kesulitan untuk mendapatkan kembali biaya instalasi dan operasinya. Banyak pengisi daya tidak mendapatkan cukup penggunaan untuk menjadi menguntungkan, dan yang lain kehilangan pelanggan karena waktu pengisian yang lama menyebabkan kerumunan pada jam sibuk.

**Perlunya Subsidi untuk Mendorong Kecepatan Adopsi Mobil Listrik**

Tanpa subsidi, “ekonomi unit tidak bekerja,” jelas Quinn Pasloske, dari Greenbacker Capital, investor infrastruktur yang berkelanjutan. Untuk memecahkan siklus ini dibutuhkan pendekatan baru terhadap ekonomi pengisian kendaraan listrik.

**Strategi Pengembangan Jaringan Pengisian Kendaraan Listrik**

Menurut David Giordano, Kepala Global Infrastruktur Iklim di BlackRock, mengkonsentrasikan penawaran kecepatan tinggi di lokasi yang dapat memiliki dampak terbesar adalah kunci. Selain itu, mendekatkan EV ke charger lambat di tempat seperti hotel, pusat perbelanjaan, dan universitas, akan membuat pengemudi terbiasa mengisi daya di tempat-tempat di mana mereka sudah berencana untuk tinggal beberapa jam.

**Membuat Pengisian Kendaraan Listrik Menjadi Menarik Bagi Pengguna**

Beberapa inisiatif mencoba memasukkan charger kecepatan sedang di tempat parkir pusat kota, kompleks apartemen besar, dan tempat parkir kota. Startup Qwello di Munich, misalnya, memasang pengisi daya kecepatan sedang di konvensi parkir pusat kota yang mereka kelola untuk 300 pemerintah di tujuh negara Eropa.

**Transformasi Infrastruktur Pengisian Kendaraan Listrik**

Kemungkinan akan sulit untuk sepenuhnya mereplikasi jaringan pom bensin saat ini. Namun, tampaknya kita tidak akan perlu meniru seluruhnya. Dengan adanya pertumbuhan industri kendaraan listrik yang pesat, dan peningkatan infrastruktur pengisian daya yang disertai dengan kampanye edukasi yang signifikan, diharapkan masyarakat semakin terbiasa dan menerima pemakaian kendaraan listrik sebagai pilihan transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Ringkasan



Meningkatnya jumlah kendaraan listrik yang beredar menimbulkan masalah dalam hal infrastruktur pengisian daya. Dibandingkan dengan stasiun pengisian bahan bakar konvensional yang jumlahnya mencapai 145.000 di AS, stasiun pengisian kendaraan listrik masih terbatas hanya sekitar 65.000. Selain itu, waktu pengisian daya yang lebih lama membuat sebagian pengemudi enggan beralih ke kendaraan listrik. Bagaimana para pengendara kendaraan listrik dapat memperoleh fasilitas pengisian daya yang lebih cepat dan mudah?

Dalam menghadapi masalah tersebut, para pengusaha harus mempertimbangkan ulang model bisnis infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik. Subsidi dari produsen mobil dan pembuat kebijakan mungkin diperlukan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik. Bagaimana Anda melihat penerapan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di Indonesia untuk meningkatkan penetrasi mobil listrik? Apakah ada kiat atau strategi tertentu yang dapat diterapkan untuk mengatasi hambatan-hambatan saat ini? Ayo diskusikan bersama dalam komentar di bawah!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version