Ini 3 produsen mobil besar yang berpotensi berkolaborasi untuk menciptakan mobil listrik murah. Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut?

cznmcy1wcml2yxrll3jhd3bpegvsx2ltywdlcy93zwjzaxrlx2nvbnrlbnqvbhivchg0odewndgtaw1hz2uta3d2dml3d28uanbn.jpg

Tiga produsen mobil besar yaitu Volkswagen, Renault, dan Stellantis sedang mempertimbangkan rencana kolaborasi untuk membuat mobil listrik (EV) yang lebih murah dalam usaha mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang semakin ketat dengan Tesla serta rival-rivalnya dari China. Berbagai opsi sedang dipertimbangkan, termasuk gabungan sumber daya pengembangan hingga menggabungkan bisnis lintas batas di Eropa untuk bersaing lebih baik.

Perubahan yang Harus Dilakukan
Menurut CEO Stellantis, Carlos Tavares, perusahaan-perusahaan yang tidak siap menghadapi persaingan dari China akan mendapat masalah di masa depan. Semua perubahan ini diprediksi akan terjadi dalam waktu dekat, yang dibutuhkan adalah kesiapan menghadapi perubahan tersebut.
Tantangan Berat Bagi Produsen Mobil
Tahun 2024 diramalkan sebagai tahun yang penuh hambatan, khususnya dalam hal penjualan mobil listrik. Produsen mobil kini merasa kurang siap menghadapi berbagai masalah yang muncul, termasuk pengurangan insentif mobil listrik oleh pemerintah, penurunan penjualan oleh perusahaan persewaan mobil, dan buzz anti-mobil listrik yang kian meningkat menjelang tahun pemilihan di AS dan Eropa.

Krisis keuangan semakin terasa di Volkswagen, di mana perusahaan ini berisiko dikenai denda lebih dari €2 miliar jika tidak mengurangi emisi armadanya. Sementara itu, BYD dari China juga berencana untuk memamerkan mobil listrik terbarunya di Geneva Motor Show, yang merupakan ancaman serius bagi perusahaan mobil Eropa.

Solusi dari CEO Renault
CEO Renault, Luca de Meo, mengusulkan pembentukan “Airbus mobil” dengan menggabungkan sumber daya dari Jerman, Perancis, Spanyol, dan Inggris untuk bersama-sama membangun mobil listrik murah dalam skala besar. Meski demikian, sebagian besar analis sepakat bahwa kemunduran penjualan mobil listrik hanyalah sementara dan permasalahan terbesar yang dihadapi adalah biaya, baik dari segi asuransi maupun biaya awal, sehingga konsumen masih kurang tertarik untuk beralih ke mobil listrik.

Dukungan Eropa di Masa Depan
Semua hal tersebut tampak mengarah ke masifnya gencatan senjata dari produsen mobil untuk meyakinkan Uni Eropa untuk melambatkan rencana mereka untuk beralih ke mobil listrik, yang dapat berdampak negatif pada iklim. Namun, produsen mobil yang gagal dalam transisi ke mobil listrik akan memberikan dampak pada industri yang mempekerjakan jutaan orang dan mewakili 7% dari ekonomi UE. Berbagai perusahaan, seperti supplier ZF Friedrichshafen, telah menghabiskan miliaran dolar untuk mempersiapkan diri ke mobil listrik, namun kini terpaksa melakukan pemotongan staf hingga 20%.

Situasi di AS
Di AS, General Motors dan Ford juga berencana menangguhkan investasi mobil listrik dan menunjukkan kesiapan mereka untuk bermitra dengan produsen mobil lain. Mereka lebih leluasa dalam melakukan perubahan, terutama jika Biden mengubah strategi mobil listrik dalam beberapa bulan ke depan.

Solar Panels untuk Pemilik Mobil Listrik
Bagi pemilik mobil listrik, pengisian mobil listrik di rumah dapat menggunakan panel surya atap. Untuk menemukan pemasang panel surya yang tepercaya dan berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif, EnergySage dapat membantu. Mereka menawarkan layanan gratis yang memungkinkan Anda untuk menghemat 20-30% dibandingkan jika Anda mencari pemasang panel surya sendiri. EnergySage juga menyediakan penasihat tenaga yang dapat membantu setiap tahap proses instalasi panel surya.

Meski persaingan di pasar mobil listrik semakin ketat, produsen mobil Eropa harus siap menghadapi perubahan ini dalam waktu dekat supaya tetap bersaing di pasar global.

Ringkasan



Tiga produsen mobil terkemuka, Volkswagen, Renault, dan Stellantis, sedang mempertimbangkan pendekatan kreatif untuk tetap bertahan di tengah persaingan sengit dari Tesla dan rival-rival dari China. Mereka akan bergabung untuk membuat mobil listrik yang lebih murah untuk mendukung pergeseran ke kendaraan listrik. Namun, pertanyaannya adalah, apakah pendekatan ini cukup tepat dan akan berhasil menghadapi persaingan dari China?

Selain itu, 2024 menjanjikan tahun yang penuh rintangan bagi penjualan EV, dengan berbagai masalah seperti pemangkasan insentif oleh pemerintah, perusahaan rental yang mengurangi penyediaan EV, dan sentimen anti-EV yang berkembang di tahun pemilihan di AS dan Eropa. Apa yang akan dilakukan produsen mobil untuk mengatasi tantangan ini dan apa implikasinya bagi pembuat mobil, konsumen, dan industri secara keseluruhan? Bagaimana pandangan Anda tentang masa depan kendaraan listrik, dan apakah pendekatan kerjasama antara produsen mobil akan berhasil menangkis ancaman dari China?

Apa pendapat Anda tentang langkah produsen mobil ini untuk membuat EV lebih murah? Bagaimana hal tersebut akan memengaruhi pergeseran ke kendaraan listrik dan industri otomotif secara keseluruhan? Berikan komentar Anda di bawah ini!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version