Mengambil alih tanah dan hutan yang menghilang: Apakah kendaraan listrik ‘bersih’ menjadi penyebabnya? | Berita

ap21194526021850.jpg

## Dampak Industri Kendaraan Listrik terhadap Lingkungan dan Masyarakat di Indonesia, Filipina, dan DRC
Dorongan untuk beralih dari bahan bakar fosil yang mencemari lingkungan dan beralih ke teknologi ramah lingkungan semakin mendesak di seluruh dunia. Seiring dengan itu, popularitas kendaraan listrik (EVs) telah meroket. Namun, sekarang, kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa pertumbuhan industri ini juga menciptakan kekacauan lingkungan serta merugikan komunitas lokal di Indonesia, Filipina, dan Republik Demokratik Kongo (DRC).

### Pertumbuhan Permintaan Kendaraan Listrik
Permintaan akan EV awalnya lambat namun pesanan telah meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dengan penjualan mobil listrik menyumbang 14 persen dari total penjualan mobil pada tahun 2022, naik dari hanya 4 persen pada tahun 2020. Hal ini berkat kesadaran lingkungan yang meningkat dan pilihan mobil yang lebih banyak ditawarkan kepada konsumen.

### Dampak Industri Pertambangan
Berbagai laporan dari kelompok hak asasi manusia baru-baru ini telah mengungkap bagaimana peningkatan pertambangan material penting seperti nikel – logam putih keperakan yang digunakan untuk memproduksi baterai EV – merugikan beberapa komunitas dan, ironisnya, menyebabkan kerusakan lingkungan di Indonesia dan Filipina, yang menjadi rumah bagi deposit nikel terbesar di dunia. Pengawas tambang juga memberikan peringatan tentang kerusakan yang disebabkan oleh pertambangan kobalt dan coltan – juga penting untuk EV – di DRC.

### Dampak terhadap Komunitas
Penduduk yang tinggal di dekat lokasi pertambangan nikel di pulau Halmahera di provinsi Maluku utara Indonesia mengatakan bahwa mereka ditekan dan diintimidasi oleh perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kawasan Industri Weda Bay Indonesia (IWIP), menurut temuan terbaru oleh Climate Rights International (CRI). Area ini, salah satu situs produksi nikel terbesar di dunia, merupakan rumah bagi tambang nikel dan pabrik pemurnian nikel yang memasok produsen EV internasional.

### Pentingnya Nikel
Permintaan untuk nikel telah melonjak sejak dorongan untuk teknologi ramah lingkungan telah merebak. Bahan ini menjadi dasar untuk baterai lithium-ion, yang digunakan dalam kendaraan listrik. Permintaan untuk nikel tumbuh 41 persen antara 2010 dan 2020, menurut Nickel Institute, asosiasi global produsen nikel. Indonesia menjadi produsen nikel terbesar kedua di dunia pada tahun 2020, berkontribusi 48 persen dari pasokan global.

### Negara Lain yang Terdampak
Kekhawatiran tentang praktik pertambangan juga telah muncul di Filipina, yang merupakan produsen nikel terbesar kedua dan pemasok utama ke China. Amnesty International melaporkan bahwa banyak orang yang bekerja pada proyek pertambangan nikel di Pulau Dinagat dipekerjakan tanpa kontrak dan asuransi kesehatan, melanggar hukum ketenagakerjaan Filipina.

### Tindakan yang Dilakukan
Meskipun adanya tantangan, langkah-langkah perlindungan komunitas lokal dan lingkungan semakin diperlukan. Berbagai kelompok advokasi dan hak asasi manusia telah mendesak pemerintah untuk campur tangan dan mengeluarkan kebijakan yang melindungi komunitas lokal dari konsekuensi pertambangan. Namun, tindakan resmi masih minim.

### Implikasi Global
Perusahaan besar seperti Tesla, Ford, dan Volkswagen memperoleh nikel dari perusahaan pertambangan dalam IWIP. Sementara itu, kebutuhan global untuk cobalt dan tembaga juga meningkat karena produk konsumen elektronik yang semakin populer seperti ponsel pintar. Praktik pertambangan yang tidak berkelanjutan tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga merugikan komunitas yang tinggal di sekitarnya.

### Kesimpulan
Diperlukan tindakan yang konkret untuk mengurangi dampak negatif dari industri EV terhadap lingkungan dan komunitas lokal. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar yang memasok material penting untuk EV perlu bertanggung jawab dalam rantai pasokan mereka untuk memastikan praktik pertambangan yang berkelanjutan dan beretika. Upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan kelompok hak asasi manusia juga sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan industri kendaraan listrik tanpa merugikan lingkungan dan komunitas.

Pertanyaan Umum


1. Bagaimana komunitas-komunitas merasa terganggu?
– Para penduduk yang tinggal dekat situs pertambangan nikel di pulau Halmahera di provinsi Maluku Utara, Indonesia mengatakan bahwa mereka diperintimidasi oleh perusahaan pertambangan yang beroperasi di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), menurut temuan terbaru oleh Climate Rights International (CRI).

2. Mengapa nikel begitu penting?
– Selama beberapa dekade, nikel sebagian besar digunakan untuk menghasilkan baja tahan karat karena daya tahannya dan sifat lenturnya. Namun, permintaan akan logam ini melesat sejak dorongan untuk teknologi terbarukan, termasuk mobil listrik, mulai berkembang. Bahan ini membentuk dasar bagi baterai lithium-ion, yang digunakan dalam kendaraan listrik.

3. Negara lain mana yang terkena dampak?
– Kekhawatiran tentang praktik pertambangan telah lama dipertanyakan di Filipina, yang merupakan produsen terbesar kedua logam tersebut dan pemasok utama ke China. Di Republik Demokratik Kongo, pertambangan kobalt dan koltan juga telah secara paksa menggusur komunitas di daerah kaya mineral seperti Kolwezi di provinsi Lualaba selatan.

4. Tindakan apa yang diambil untuk mengatasi isu-isu ini?
– Ada sedikit tindakan resmi. Di Indonesia, sejumlah kelompok advokasi telah memprotes dan meminta pemerintah untuk campur tangan terhadap proyek pertambangan IWIP yang luas, tetapi pertambangan dan proses pemurnian tidak mungkin akan dihentikan di sana.

5. Apakah kondisi kerja buruk di industri nikel?
– Kondisi kerja di industri nikel dipandang buruk, dengan insiden ledakan di Morowali Industrial Park pada Desember tahun lalu yang menewaskan 12 orang dan melukai setidaknya 39 orang. Selain itu, air tercemar dialirkan dari taman ke sungai tempat penduduk setempat mengambil air minum. Zat berminyak yang dihasilkan secara paksa nelayan dari desa Sagea untuk melaut lebih jauh.

Ringkasan



Kebutuhan akan mobil listrik telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan mobil listrik memasuki 14 persen dari total penjualan mobil pada tahun 2022. Namun, pertumbuhan industri ini juga menimbulkan dampak lingkungan dan sosial di Indonesia, Filipina, dan Republik Demokratik Kongo. Bagaimana masyarakat terkena dampak? Bagaimana tambang material penting seperti nikel merusak lingkungan dan menyebabkan krisis sosial?

Bagaimana cara kita sebagai masyarakat dapat berkontribusi untuk mengatasi dampak negatif dari industri mobil listrik? Apakah kita sebagai konsumen dapat memilih produk yang lebih ramah lingkungan? Bagikan pendapat dan solusi Anda mengenai isu ini di kolom komentar!

Sumber berita silahkan Cek di sini Source link . jangan lupa baca berita/artikel terkait melalui link di bawah. dan silahkan cek artikel otomotif dari otomotif.autos sekarang di : artikel otomotif

Exit mobile version